UNHCR's Political Role in Addressing Ethnic Rohingya in Medan
DOI:
https://doi.org/10.35335/ijosea.v10i3.19Keywords:
Political Roles, Rohingya ethnicity, United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR)Abstract
This study tries to explain how the political role of UNHCR in addressing the Rohingya refugees. UNHCR is one of the international organizations engaged in the evacuation. Researchers try to explain how an international organization UNHCR to play its role as a political actor in carrying out the mandate given by the UN (United Nations). UNHCR in Indonesia, especially in Medan in running their political role is not alone, but in collaboration with various stakeholders, including IOM (International Organitation for Migration), Immigration, Government of Indonesia and other parties. This research is very interesting considering the issue of Rohingya refugees are talking about around the world. The problem in this research are researchers trying to see more detail how exactly the UNHCR as a political actor performing their duties. Does UNHCR has done its job well? How the processes undertaken by UNHCR in handling the Rohingya refugees? Already in accordance with the procedure or not the steps undertaken by UNHCR in its handling? This study is expected to answer questions about what role and how UNHCR's performance in handling the Rohingya refugees in Medan. In this research using descriptive qualitative method. Where the author will analyze the data obtained either from source books, magazines, legal documents, website pages and use the key informant interview techniques. The concept according to K.J Holsti in describing the role of politics and the use of methods of political analysis by Hudson used in this study.
Downloads
References
Alidri, P., Van Doorn, J., El-Zoghbi, M., Houtart, M., Larson, D., Nagarajan, G., Tsilikounas, C., Berold, R., & Internasional, O. P. (N.D.). Pengantar Keuangan Mikro Di Masyarakat Yang Terpengaruh Oleh K Terpengaruh Oleh Konflik.
Amritsjar, S. P. (2014). Tinjauan Hukum Internasional Terhadap Tindakan Pelanggaran Ham Pemerintah Myanmar Atas Etnis Rohingya.
Anggrainy, V. S. (2014). Perlindungan Pengungsi Lintas Batas Negara di Indonesia Menurut Hukum Internasional. Lex et Societatis, 2(1).
Ashar, N. M. M. (2014). Hukum Internasional tentang Genosida dalam Perspektif Fikih Dauly. Al-Daulah: Jurnal Hukum Dan Perundangan Islam, 4(01), 1–24.
Ashutosh, I., & Mountz, A. (2011). Migration management for the benefit of whom? Interrogating the work of the International Organization for Migration. Citizenship Studies, 15(01), 21–38.
Basri, Hasnil Siregar. 1994. Hukum Organisasi Internasional. Medan: Kelompok Studi Hukum dan Masyarakat
Betts, A., Loescher, G., & Milner, J. (2008). UNHCR: The politics and practice of refugee protection into the 21st century. Routledge.
Bungin, Burhan. 2005. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana Prenanda Media Group
Damanik, K. I., Lubis, E., Siregar, T. R., Nilasari, I., Khairuddin, A., Mufti, N., Siswoyo, G., & Ningsih, S. (2010). Otonomi Daerah, Etnonasionalisme, dan Masa Depan Indonesia: Berapa Persen Lagi Tanah dan Air Nusantara Milik Rakyat. Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Di suriah, p. S., & patunru, a. U. T. (n.d.). Peranan United Nation high Commisioner for Refugees (unhcr) terhadap pengungsi korban.
e Diplomatiche, S. I. (2007). Facolta’di Scienze Politiche “Roberto Ruffilli.”
Effendi, Mashyur. 2005. Perkembangan Dimensi HAM & Proses Dinamika Penyusunan Hukum HAM (HAKHAM). Bogor: Ghalia Indonesia
Erdina, F. (2009). Perlindungan hukum bagi pengungsi akibat konflik bersenjata di republik demokratik kongo menurut hukum pengungsi internasional.
Feigenbaum, S. G. (2013). The Oppressed of the Oppressed. Georgetown University.
Grushka, L. (2011). The UNHCR and its Role in the Debate on the Refoulement and Interception of Refugees on the High Seas. Central European University.
Gunawan, I. (2013). Metode penelitian kualitatif. Jakarta: Bumi Aksara, 143.
Hadi, S. (2007). Disintegrasi pasca Orde Baru: negara, konflik lokal, dan dinamika internasional. Yayasan Obor Indonesia.
Hammerstad, A. (2014). The rise and decline of a global security actor: UNHCR, refugee protection, and security. Oxford University Press.
Kumendong, W. J. H. (2012). Kajian Terhadap Pelanggaran Hak Asasi Manusia Yang Berat Menurut Uu No. 26 Tahun 2000 Tentang Pengadilan Ham.
Lexy J. Moleong. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya
Long, K. (2010). No entry! A review of UNHCR‟ s response to border closures in situations of mass refugee influx. Report for UNHCR Policy Development and Evaluation Service.
Mangku, D. G. S. (2013). Kasus Pelanggaran Ham Etnis Rohingya: Dalam Perspektif ASEAN. Media Komunikasi FPIPS, 12(2).
Masri Singarimbun dan Sofyan Efendi. 1995. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES
Milner, J. (2000). Sharing the security burden: Towards the convergence of refugee protection and state security.
Nachmias, N. (2014). A Refugee as a Status Symbol: The Case of the Palestinian Refugees. Psychology Research, 4(10).
Nasution, Buyung Adnan. Intsrumen Internasional Pokok HAM. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, Yayasan LBHI
Nugrahani, F., & Hum, M. (2014). Metode penelitian kualitatif. Solo: Cakra Books.
Nurika, R. R. (2012). Perubahan Kebijakan Indonesia Terhadap Imigran Ilegal Ketika Terjadi Kasus Oceanic Viking Di Tahun 2009. Universitas Airlangga.
Ramadhani, B. A. (2014). Peran OHCHR dalam menangani kasus ham yang terjadi pada Etnis Rohingya di Myanmar Tahun 2012.
Romsan Achmad, 2003 Pengantar Hukum Pengungsi Internasional: Hukum Internasional dan Prinsip-prinsip Perlindungan Internasional Jakarta: UNHCR
Satria, N., & Jamaan, A. (2013). Islam Dan Kebijakan Luar Negeri Indonesia: Peran Indonesia Dalam Konflik Di Rakhine, Myanmar. Transnasional, 5(01), 936–957.
Setianingsih, Sri. 2004. Pengantar Hukum Organisasi Internasional. Jakarta: Universitas Indonesia, UI Press
Simbolon, R. I. A. R. (2004). Penundaan Ratifikasi Konvensi 1951 Dan Protokol 1967 Tentang Status Pengungsi Oleh Pemerintah Indonesia. Samarinda: Universitas Mulawarman.
Sinapa, Y. M. (n.d.). Keterlibatan NATO dalam operasi militer yang dipimpin oleh Amerika Serikat di Afghanistan masa pemerintahan George W. Bush.
Smith, M. T. (2005). Ethnic Politics and Regional Development in Myanmar. Myanmar: Beyond Politics to Societal Imperatives, 56.
Soendari, T. (2012). Metode Penelitian Deskriptif. Bandung, UPI. Stuss, Magdalena & Herdan, Agnieszka, 17.
Sulaiman Hamid. 2002. Lembaga suaka dalam hukum internasional. Jakarta: PT Raja GrafindoPersada
Sulihyantoro, A. B., & Putri, C. (n.d.). Konstruksi Media Kompas On-line terhadap Peristiwa Pengungsi Rohingya. Komunikasi, 189.
Sumaryo, Suryokusumo. 1990. Hukum Organisasi Internasional. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia
Suyanto, Bagong dan Sutinah. 2005. Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif Pendekatan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Tampubolon, J. S., Rahman, A., & Bariah, C. (2013). Perlindungan Dan Penegakan HAM Di ASEAN Terhadap Manusia Perahu Rohingya Dalam Status Sebagai Pengungsi Menurut Hukum Internasional. Sumatra Journal of International Law, 1(3), 14981.
Thontowi, J. (2013). Perlakuan Pemerintah Myanmar terhadap Minoritas Muslim Rohingya Perspektif Sejarah dan Hukum Internasional. Pandecta: Jurnal Penelitian Ilmu Hukum (Research Law Journal), 8(1).
Triwibawa, C. (2014). Pengusiran Pencari Suaka Oleh Australia Menurut Konvensi Status Pengungsi Tahun 1951 (The 1951 Convention Relating To The Status Of Refugees). Universitas Brawijaya.
Turangan, D. D. (2011). Tindakan Kejahatan Genosida dalam Ketentuan Hukum Internasional dan Hukum Nasional.
Umam, F. (2014). Kala beragama tak lagi merdeka: Majelis Ulama Indonesia dalam praksis kebebasan beragama. Kencana.
UNHCR. Penyelamatan di Laut oleh IMO dan UNHCR. UNHCR
UNHCR. September 2006. Orang Tanpa Kewarganegaraan di Seluruh Dunia.
UNHCR. September 2007. Konvensi Pengungsi 1951, Pertanyaan dan Jawaban
UNHCR. September 2007. Statuta Komisariat Tinggi PBB Urusan Pengungsi
UNHCR. September 2011. Konvensi 1951 dan Protokol 1967 Tentang Status Pengungsi
UNHCR.September 2007.Pengungsi dalam Negeri Sendiri. Switzerland; Relasi Media dan Pelayanan Informasi Publik
UNICEF. (2005). The state of the world’s children 2006: excluded and invisible. Unicef.
Wagiman. 2012. Hukum Pengungsi Internasional. Jakarta: Sinar Grafika
Walton, M. J. (2013). The “wages of Burman-ness:” Ethnicity and Burman privilege in contemporary Myanmar. Journal of Contemporary Asia, 43(1), 1–27.
Waluyo, T. J. (2013). Konflik Tak Seimbang Etnis Rohingya dan Etnis Rakhine di Myanmar. Jurnal Transnasional, 4(2).
Wilde, R. (1998). Quis Custodiet Ipsos Custodes: Why and how UNHCR governance of development refugee camps should be subject to international human rights law. Yale Hum. Rts. & Dev. LJ, 1, 107.
Yonesta, F., Aqsa, A., Gurning, E. H., Isnur, M., Sihite, I. L., & Biky, A. (2012). Memupuk Harmoni Membangun Kesetaraan: INISIATIF Paralegal LBH Jakarta dalam Monitoring Praktik Intoleransi dan Diskriminasi Berbasiskan Agama di Wilayah JABODETABEK. Jakarta Legal Aid Institute.
Zarni, M., & Cowley, A. (2014). The slow-burning genocide of Myanmar’s Rohingya. Pac. Rim L. & Pol’y J., 23, 683.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2021 International Journal on Social Science, Economics and Art
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.