Society Welfare Post Analysis of Regional Expansion

Authors

  • Qomaria Anum Universitas Sumatera Utara

DOI:

https://doi.org/10.35335/ijosea.v10i4.28

Keywords:

Autonomy, Regional enlargement, Regional Development, Public Welfare

Abstract

This study aims to determine how the effect of the expansion of the welfare society elapsed areas in the new autonomous region. Given the authority of the new government is expected to accelerate the development of its area to accelerate the improvement of people's welfare. District Batu Bara a new district carved out of Asahan. Prior to extract from Asahan district community welfare conditions in. District Batu Bara can be said to be backward. When viewed from the potential of natural resources such as, industry and the potential of nature is, while you are within the coverage area district Batu Bara has not been able to enjoy it. Therefore with the expansion expected daearh government agencies and political bodies to work together so as to accelerate development in the new autonomous region. This study used two theories and the concept as a tool to analyze the problem. The first theory is that Autonomy, can didefeniskan in Law No. 32 of 2004 "Regional autonomy is unity of the people that have boundaries that are entitled to regulate and manage the affairs of government and public interests. Both theories of regional expansion, this theory is used to examine how the dynamics of people's desire Batu Bara turning the district into a new autonomous region, due basically to improve public services in order to accelerate the realization of the people's welfare. Furthermore, the concept of regional development which explains that the community is a very complex system of interrelated. This research is descriptive research with qualitative analysis method. In this study the authors used data collection techniques by collecting primary data and secondary data. Primary data were collected through interviews (interview) addressed to the Parliament Commission C, along with the Regional Development Planning Agency Coal. While secondary data collection done by collecting data and information through books, the Internet, and journals related to the research problem. Based on the analysis of these results, the authors conclude that there has been an increase in community welfare Batu Bara District. As of the Human Development Index annually increased, and poverty also increased, although still volatile.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Antara, I. P. K., Pusat, P., Dan, P. A., & Indonesia, D. P. D. R. (N.D.). Laporan Penelitian.

Aulia, S. (2013). Desentralisasi Kebijakan pendidikan (studi tentang pelaksanaan wajib belajar 12 tahun di kota surabaya pada tingkat pendidikan menengah dan kejuruan). Jurnal Politik Muda, 2(1).

Ayunani, D. (2011). Implikasi Hukum Pertanggungjawaban Publik Kepala Daerah Pasca Berlakunya Uu. Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah (Studi Yuridis Di Kabupaten Batang Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010). Universitas Negeri Semarang (Unnes).

Bungin, Burhan,(2005). Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Creswell, W, Jhon, (2012). Research Design. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.

Damanik, K. I., Lubis, E., Siregar, T. R., Nilasari, I., Khairuddin, A., Mufti, N., Siswoyo, G., & Ningsih, S. (2010). Otonomi Daerah, Etnonasionalisme, dan Masa Depan Indonesia: Berapa Persen Lagi Tanah dan Air Nusantara Milik Rakyat. Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Damopolii, L. (2013). Hubungan Negara-Masyarakat Dalam Proses Pembentukan Daerah Otonom (Studi Pada Proses Pembentukan Kabupaten Bolaang Mongondow Timur). Universitas Brawijaya.

Dhyatmika, K. W., & Atmanti, H. D. (2013). Analisis Ketimpangan Pembangunan Provinsi Banten Pasca Pemekaran. Fakultas Ekonomika dan Bisnis.

Gunawan, I. (2013). Metode penelitian kualitatif. Jakarta: Bumi Aksara, 143.

Haris, S. (2005). Desentralisasi dan otonomi daerah: desentralisasi, demokratisasi & akuntabilitas pemerintahan daerah. Yayasan Obor Indonesia.

Hendratno, EdieToet, (2009), Negara Kesatuan, Desentralisasi dan Federalisme, Yogyakarta: Graha Ilmu.

Hoessein, B., Maksum, I. R., Riduansyah, M., & Hanafi, P. N. (2005). Naskah Akademik Tata Hubungan Kewenangan Pemerintah Pusat dan Daerah. Jakarta: Pusat Kajian Pembangunan Administrasi Daerah Dan Kota, FISIP-Universitas Indonesia.

Kaloh. J .(2007). Mencari Bentuk Otonomi Daerah, Suatu Solusi Dalam Menjawab Kebutuhan Lokal dan Tantangan Global. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Kharisma, B. (2013). Desentralisasi Fiskal dan Pertumbuhan Ekonomi: Sebelum dan Sesudah Era Desentralisasi Fiskal di Indonesia. Jurnal Ekonomi & Studi Pembangunan, 14(2), 101–119.

Lubis, E. (2015). Studi Antropologi Pemekaran Wilayah Kabupaten Simalungun. UNIMED.

Mardiasmo, Krisis Moneter Indonesia, Seminar Pendalaman Ekonomi Rakyat.

Nadir, S. (2013). Otonomi daerah dan desentralisasi Desa: Menuju pemberdayaan masyarakat desa. Jurnal Politik Profetik, 1(1).

Nasional, K. N. P. P. (2007). Evaluasi pemekaran daerah. Bappenas: UNDP.

Nawawi, Hadari dan Martini Hadari, Instrumen Penelitian Bidang Sosial,(Yogyakarta: Gajah Mada University Press.,1995.

Nazir, M. (1988). MetodePenelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Ndraha, Taliziduhu,(1987), Pembangunan Masyarakat, Mempersiapkan Masyarakat Tinggal Landas, Jakarta: Bina Aksara

Pongtuluran, Y. (2015). Manajemen sumber daya alam dan lingkungan. Penerbit Andi.

Prasojo. Eko. “Jajaran Pemekaran Daerah : Instrumen Ekonomi Politik”. Dalam Opini Jawa Pos, 2008.

Rachman, Z. A., Alam, A. S., & Rusli, A. M. (2010). Analisis Kualitas Pelayanan Publik di Kabupaten Mamuju Utara. Jurnal Administrasi Dan Kebijakan Kesehatan Indonesia, 3(1), 43–54.

Rahardjo, M. (2011). Metode pengumpulan data penelitian kualitatif.

Rahmi, E. (2009). Tarik menarik antara desentralisasi dan sentralisasi kewenangan pemerintah daerah dalam urusan pertanahan. Jurnal Hukum Ius Quia Iustum, 16.

Ramadana, C. B. (2013). Keberadaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) sebagai Penguatan Ekonomi Desa. Jurnal Administrasi Publik, 1(6), 1068–1076.

Reza, M. (2014). Analisis Pemekaran Daerah Dihubungkan Dengan Tujuan Otonomi Daerah (Studi Kasus Di Kabupatenpontianak. Jurnal Hukum Prodi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Untan (Jurnal Mahasiswa S1 Fakultas Hukum) Universitas Tanjungpura, 2(3).

Rifdan, R. (2010). Implementasi Kebijakan Pemekaran Daerah Dalam Mendukung Integrasi Nasional Di Kabupaten Luwu Timur. Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Publik, 1(1), 23-39.

Rizkyana Zafffrindra Putri, Z. (2015). Kajian Politik Hukum Tentang Perubahan Kewenangan Pemberian Izin Usaha Pertambangan Mineral Dan Batubara Di Indonesia Dari Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Ke Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah. Universitas Diponegoro.

R. Alam Surya Putra, “Pemekaran Daerah di Indonesia: Kasus di Wilayah Penelitian IRDA, Makalah Seminar Internasional Percik ke-7 (Salatiga, 2006) dalam H. Abd. Halim, Politik Lokal: Pola, Aktor & Alur Dramatikalnya, (Yogyakarta: Lembaga Pengkajian Pembangunan Bangsa, 2014)

Ryaas Rasyid, “Otonomi Daerah: Latar Belakang dan Masa Depannya” dalam Samsyuddin Haris (editor) Desentralisasi dan Otonomi Daerah Desentralisasi, Demokratisasi, Akuntabilitas Pemerintahan Daerah

Siagian. Matias. (2012), Kemiskinan dan Solusi, Medan : Grasindo Monoratama.

Sjafrizal, (2014), “Perencanaan Pembangunan Daerah Dalam Era Otonomi”, Jakarta:Rajawal Press

Suharjono, M. (2014). Pembentukan Peraturan Daerah Yang Responsif Dalam Mendukung Otonomi Daerah. DiH: Jurnal Ilmu Hukum, 10(19).

Sulistiowati, R. (2014). Implementasi Desentralisasi dan Otonomi Daerah pada Daerah Otonomi Baru (DOB). Sosiohumaniora, 16(3), 270–282.

Suyanto, Bagong dan Sutinah. (2005). Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif Pendekatan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Tata, K. (N.D.). Kecamatan Di Era Otonomi Daerah: Status Dan Wewenang Serta Konflik Sosial Dan Wewenang Serta Konflik Sosial.

Tirtosudarmo, R. (2007). Mencari Indonesia: demografi-politik pasca-Soeharto (Vol. 1). Yayasan Obor Indonesia.

Wahyudi,(2002). Etnis Pakpak dalam Pemekaran Wilayah.Sidikalang :Yayasan Sada Ahmo.

Wardhana, A., Juanda, B., Siregar, H., & Wibowo, K. (2013). Dampak transfer pemerintah pusat terhadap penurunan ketimpangan pendapatan di Indonesia. Sosiohumaniora, 15(2), 111–118.

Warsito, (2000), “Kemandirian Daerah Menuju Pelaksanaan Otonomi Daerah Sesuai dengan Undang-Undang No. 22 dan 25 tahun 1999” dalam Ismulyadi, dkk, Otonomi Daerah Demokrasi dan Civil Society, Forum Komunikasi Keluarga Mahasiswa Rokan Hulu, Yogyakarta

Wijayanti, S. N. (2011). Faktor–Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Ketimpangan Pembangunan Ekonomi Antar Provinsi Di Indonesia Tahun 2006–2009.

Downloads

Published

2021-02-28

How to Cite

Anum, Q. . (2021). Society Welfare Post Analysis of Regional Expansion. International Journal on Social Science, Economics and Art, 10(4), 217–226. https://doi.org/10.35335/ijosea.v10i4.28