The Role Of Asean Intergovernmental Commision On Human Right (AICHR) On Handling Of Human Trafficking In Indonesia
DOI:
https://doi.org/10.35335/ijosea.v10i1.9Keywords:
Human Trafficking, ASEAN Intergovernmental Commission on Human Rights, Human RightsAbstract
The issue of human trafficking is now more pronounced as the government's efforts to eradicate crime are considered to be minimal and less effective. Protection of citizens is absolutely essential because it is a state obligation, but besides that there needs to be cooperation between non-state actors in international world to guarantee the creation of human security. Due to the large number of human trafficking cases in Southeast Asia, encouraging ASEAN countries to establish ASEAN Intergovernmental Commission on Human Rights (AICHR) in 2009 in Cambodia. Therefore, this study aims to determine the basis of the establishment of ASEAN Intergovernmental Commission on Human Rights (AICHR), and to know the role of ASEAN Intergovernmental Commission on Human Rights (AIHCR) on the handling of trafficking in Indonesia. The research was conducted by using qualitative method with normative approach. The results show that AICHR was formed with six main objectives: 1) Promoting and protecting human rights and the right of freedom of ASEAN nation. 2) To uphold ASEAN peoples' right to live in peace, dignity and prosperity, 3) To realize the objectives of ASEAN organizations as stipulated in the Charter: to maintain stability and harmony in the region while maintaining friendship and cooperation among ASEAN members; 4) Promoting human rights in At the regional level while maintaining the characteristics, historical, cultural and religious differences of each country, as well as maintaining a balance of rights and obligations, 5) Promoting regional cooperation through complementary national and international efforts to promote and protect human rights; ) Upholding the international human rights principles embodied in the Universal Declaration of Human Rights, the Vienna Declaration and its implementation program, and other human rights instruments, in which ASEAN members are parties. The role of AICHR in the handling of human trafficking is to conduct consultation, coordination and collaboration with all 3 ASEAN communities: 1) ASEAN Political and Security Community, 2) ASEAN Economic Community, and 3) ASEAN Socio-Cultural Community.
Downloads
References
Adhinata, M. B. P. (2012). Kejahatan Perdagangan Manusia sebagai Human Security Issues di Indonesia 2005-2009. Jurnal Hubungan Internasional, 1–13.
Akbar, M. T. (2012). Perlindungan Hukum terhadap Korban Perdagangan Anak Berdasarkan Pasal 68 Undang-undang No 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak. DiH: Jurnal Ilmu Hukum, 8(16).
Al Mugoffary, I. T. A. (2009). Kebijakan Kriminal Terhadap Upaya Penanggulangan Tindak Pidana Perdagangan Manusia Dalam Konteks Kejahatan di Bidang Ekonomi. Risalah Hukum, 67–83.
Allain, J. (2009). Trafficking in human beings: Modern slavery. Oxford University Press.
ARDIANSJAH, C. S. (n.d.). Kebijakan pemerintah provinsi kalimantan barat mengatasi masalah perdagangan perempuan (women trafficking) dalam modus perkawinan transnasional indonesia-taiwan (studi kasus di kota pontianak). Jurnal Hukum Prodi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Untan (Jurnal Mahasiswa S1 Fakultas Hukum) Universitas Tanjungpura, 1(2).
Ardianto, S. Y. (2013). Perlindungan Hukum Terhadap Anak Sebagai Korban Dari Tindak Pidana Perdagangan Orang di Kota Pekanbaru. Jurnal Ilmu Hukum, 4(1).
Arsono, Y. D., & Atmanti, H. D. (2014). Pengaruh variabel pendidikan, pengangguran, rasio gini, usia, dan jumlah polisi perkapita terhadap angka kejahatan properti di provinsi jawa tengah tahun 2010-2012. Fakultas Ekonomika dan Bisnis.
Chandler, D. (2012). Resilience and human security: The post-interventionist paradigm. Security Dialogue, 43(3), 213–229.
Chung, R. C.-Y. (2009). Cultural perspectives on child trafficking, human rights & social justice: A model for psychologists. Counselling Psychology Quarterly, 22(1), 85–96.
Daud, A. (2013). Kebijakan Penegakan Hukum Dalam Upaya Penanggulangan Tindak Pidana Teknologi Informasi. Lex Crimen, 2(1).
Gunawan, I. (2013). Metode penelitian kualitatif. Jakarta: Bumi Aksara, 143.
Haynes, D. F. (2014). The celebritization of human trafficking. The ANNALS of the American Academy of Political and Social Science, 653(1), 25–45.
Hidayati, M. N. (2012). Upaya Pemberantasan dan Pencegahan Perdagangan Orang Melalui Hukum Internasional dan Hukum Positif Indonesia. Jurnal Al-Azhar Indonesia Seri Pranata Sosial, 1(3), 163–175.
Indirati, N. (2014). Pengembangan Model Perlindungan Hukum Terhadap Anak Sebagai Korban Perdagangan Di Indonesia. Jurnal Dinamika Hukum, 14(3), 406–418.
Jack, P. C., & Roy, O. (1999). Kamus Hubungan Internasional. Jakarta. Hal, 137.
Juwita, S. (2014). Implementasi Program Ilo Di Indonesia Dalam Membantu Perlindungan Terhadap Calon Pekerja Migran Indonesia Ke Malaysia Dari Kerja Paksa Dan Perdagangan Manusia. Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta.
Kneebone, S., & Debeljak, J. (2012). Transnational Crime and Human Rights: Responses to Human Trafficking in the Greater Mekong Subregion. Routledge.
Kurniawati, H. (n.d.). Perilaku coping dan dukungan sosial keluarga pada korban trafiking.
Kusumawardhani, D. T. P. (2010). Pencegahan Dan Penanggulangan Perdagangan Perempuan Yang Berorientasi Perlindungan Korban. Jurnal Masyarakat Dan Budaya, 12(2), 331–362.
Lorenzo, J. A. (2011). Asian Rights, Asian Remedies: The ASEAN Intergovernmental Commission on Human Rights (AICHR) and the National Human Rights Institutions (NHRIs). Asian Remedies: The ASEAN Intergovernmental Commission on Human Rights (AICHR) and the National Human Rights Institutions (NHRIs)(February 2011).
Lubis, E. S. (2012). Implementasi Kebijakan Pemerintah Propinsi Sumatera Utara Dalam Pencegahan Dan Penanggulangan Perdagangan (Trafiking) Perempuan Dan Anak. Jurnal Administrasi Publik: Public Administration Journal, 2(1), 108–141.
Munro, J. (2009). Why states create international human rights mechanisms: the ASEAN intergovernmental commission on human rights and democratic lock-in theory. Asia-Pacific Journal on Human Rights and the Law, 10(1), 1–26.
Prasetyo, H. D. (2012). Kebijakan Hukum Pidana Dalam Upaya Perlindungan Hukum Terhadap Anak Pelaku Tindak Pidana (Juvenile Deliquency). Universitas Diponegoro.
Rahma, T. (2014). Perbandingan asean intergovernmental commission of human rights (aichr) dan european commission for human rights dalam pemajuan dan perlindungan hak ekonomi, sosial dan budaya (ekosob).
ROZAK, A. (2010). Problematika Implementasi Pasal 30 Uud Republik Indonesia 1945 Mengenai Hak Dan Kewajiban Bela Negara Bagi Warga Negara Indonesia. Universitas Islam Indonesia.
Sarwono, J. (2010). Pintar menulis karangan ilmiah-kunci sukses dalam menulis ilmiah. Penerbit Andi.
Seedat, M., Van Niekerk, A., Jewkes, R., Suffla, S., & Ratele, K. (2009). Violence and injuries in South Africa: prioritising an agenda for prevention. The Lancet, 374(9694), 1011–1022.
Shelley, L. (2010). Human trafficking: A global perspective. Cambridge University Press.
Shelley, L. (2012). The relationship of drug and human trafficking: A global perspective. European Journal on Criminal Policy and Research, 18(3), 241–253.
Sitorus, M. (2011). Metodologi penelitian pendidikan Islam.
Wheaton, E. M., Schauer, E. J., & Galli, T. V. (2010). Economics of human trafficking. International Migration, 48(4), 114–141.
Williams, P. (2010). Organized crime, drug trafficking and trafficking in women. The Routledge Handbook of Security Studies, 149–158.
Wulandari, C., & Wicaksono, S. S. (2014). Tindak pidana perdagangan orang (human trafficking) khususnya terhadap perempuan dan anak: Suatu permasalahan dan penanganannya di Kota Semarang. Yustisia Jurnal Hukum, 3(3), 15–26.
Wyatt, D. (2011). Memerangi Perdagangan Manusia di Indonesia. ACISIS-FISIP UMY.
Yen, Y.-M. (2011). The formation of the ASEAN intergovernmental commission on human rights: A protracted journey. Journal of Human Rights, 10(3), 393–413.
Yulianingsih, N. (2014). Kebijakan Hukum Pidana Dalam Tindak Pidana Korupsi Pengadaan Barang dan Jasa. LAW REFORM, 10(1), 62–74.
Putri, A. K. (2018). Analysis of Criminal Policy Against the Spread of Pirated Films Online (Study in the Bandar Lampung Region). LEGAL BRIEF, 8(1, Novembe), 1–7. Retrieved from http://legal.isha.or.id/index.php/legal/article/view/17
Rizki, B. (2018). Rehabilitation Policy as Treatment for Narcotics Addicts (Study at the BNN Kalianda South Lampung Rehabilitation Workshop). LEGAL BRIEF, 8(1, Novembe), 8–15. Retrieved from http://legal.isha.or.id/index.php/legal/article/view/18
Silfia, O. (2018). Implementation of Development of Narcotics Prisoners at the Binjai Class IIA Penitentiary. LEGAL BRIEF, 8(1, Novembe), 30–37. Retrieved from http://legal.isha.or.id/index.php/legal/article/view/20
Laurenscius, M. (2018). Witnesses and Victims in the Criminal Justice System. LEGAL BRIEF, 8(1, Novembe), 38–52. Retrieved from http://legal.isha.or.id/index.php/legal/article/view/21
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2021 International Journal on Social Science, Economics and Art

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.

International Journal on Social Science, Economics and Art is licensed under a